[REVIEW] MANGA ‘MEMOIR OF VANITAS’ JUN MOCHIZUKI
“Di dunia ini, nama sejatimu adalah harta
berharga. Jika kau kehilangannya, maka kegelapan akan datang memelukmu.”
Kalimat itu adalah premis
yang disuguhkan oleh Jun Mochizuki dalam karya terbarunya yang berjudul “Vanitas no Carte” atau “Memoir of Vanitas”. Masih
ingat dengan karya fenomenal beliau yang mampu membuat hati kita terkoyak-koyak
karena plot twist yang sangat 180
derajat? Atau dengan karakter Oz, Alice, Gilbert dan para ikemen lain yang
dengan apik digambar?
Ciri
khas dari Mochizuki adalah ia mengawali awal cerita dengan sebuah misteri. Pada
cerita ini, halaman awal yang disuguhkan adalah tentang nama sejati dan
kutukan. Tanpa ada penjelasan, samar, dan penuh teka-teki. Kemudian cerita
berlanjut pada seorang anak muda berusia 19 tahun yang pergi menggunakan pesawat
terbang. Uniknya, pesawat terbang dalam cerita ini berbentuk seperti bangunan
dengan bahan bakar batu astermite. Misteri batu astermite sedikit dijelaskan
pada buku kedua.
Pemuda
tersebut bernama Noe, berperawakan tinggi, dengan kulit gelap, yang terkesan
kampungan karena ia mudah terpesona dengan keindahan hal yang baru dilihatnya.
Wajar, karena selama ini ia tinggal di hutan menurut pengakuannya.
Konflik
cerita dimulai dengan isu keberadaan vampire yang merebak. Kabarnya ada
beberapa vampire yang telah membunuh korban dengan keji. Hingga akhirnya,
wanita kenalan Noe di pesawat tersebut terserang penyakit misterius yang
membuatnya kehilangan kendali. Ternyata, wanita tersebut adalah vampire, yang
dibuktikan dengan mata yang bersinar merah di kegelapan.
Tokoh
utama kita, muncul secara heroic alias seperti perampok dengan memecahkan
jendela pesawat dan menyelinap masuk. Ia adalah Vanitas, yang mengaku sebagai
dokter vampire. Dari sana, ia menunjukkan sebuah buku grimoire dengan sampul kulit berwarna biru, diikat rantai, dan
halaman berwarna hitam. Ia menunjukan pada Noe, bahwa wanita tadi mengalami
suatu penyakit yang oleh kaum vampire disebut “pemikul kutukan”.
Kutukan
tersebut membuat vampire menjadi lupa akan nama sejatinya dan kehilangan
kendali, sehingga menyebabkan ia haus darah manusia. Pada cerita ini, vampire
dan manusia memiliki aturan untuk bisa hidup bersama, yaitu larangan bagi
vampire menghisap darah manusia. Setiap wilayah akan diatur oleh seorang Count,
dan terdapat bureau yang bertugas membunuh vampire yang melanggar.
Vanitas
berhasil menyelamatkan wanita yang bernama sejati Florifiel, dengan
menganalisis “malnomen” penyebab kutukan wanita tersebut. Semua dapat
terjadi
berkat kekuatan grimoire buku Vanitas. Sebagai tambahan informasi,
grimoire
buku milik Vanitas merupakan turunan dari seorang Vampir bulan biru yang
dikucilkan oleh kalangan vampire. Vampire mayoritas lahir ketika bulan
merah,
tetapi vampire bulan biru merupakan anomaly dan dianggap pembawa
kutukan, sehingga ia diusir dari kaum vampir dan dikabarkan mendendam
lalu menciptakan buku tersebut. Buku
grimoire tersebut diisukan sebagai kutukan peninggalan vampire bulan
biru untuk melenyapkan vampir bulan merah.
Pada buku kedua, Noe ternyata adalah keturunan Archiviste. Yaitu klan vampir yang mapu membca ingatan seseorang melalui hisapan darah. Klan tersebut sudah punah, dan Noe hanyalah anak pungutan yang memiliki kekuatan tersebut, oleh karena itu ia menyandang nama Archiviste. Setelah menghisap darah Florifiel, ia melihat fakta mengejutkan bahwa penyebab malnomen yang terjadi adalah karena suatu parade yang disebut "Parade Charlatan". Sosok mereka berupa bayangan hitam yang suka untuk membuat keonaran di kalangan vampir. Seperti layaknya parade, mereka digambarkan seperti bayangan hitam yang menari, bermain musik, menyebar bunga-bunga.
Suatu ketika, di sebuah pesta vampir yang dihadiri Noe dan Vanitas, parade Charlatan muncul secara mendadak dan membangkitkan malnomen hampir seluruh vampir di pesta tersebut. Noe yang berhadapan dengan salah satu bayangan hitam, yang mengenali dirinya diingatkan kembali pada peristiwa masa kecil yang merenggut sahabatnya. di sisi lain, sosok wanita vampir yang telah lepas kendali meminta tolong pada Vanitas untu menyelamatkannya. Tetapi Vanitas berpikir bahwa itu terlambat, karena malnomennya sudah menginfeksi dengan parah. Akhirnya....
Vanitas membunuh wanita itu dihadapan Noe.
Kita
akan disuguhkan misteri, mengapa Noe yang kemudian bekerja sama dengan Vanitas
bisa menyimpulkan bahwa dia akan membunuh Vanitas? Siapakah Vanitas? Siapakah
vampire bulan biru? Misteri pemikul kutukan, dan latar belakang masing-masing
karakter. Lalu, apakah sebenarnya Parade Charlatan? Dan apa yang dimaksud "menolong vampir" bagi Vanitas?
Jawabannya, akan kamu temukan jika mengikuti komik ini ^^b
Jawabannya, akan kamu temukan jika mengikuti komik ini ^^b
Di
Indonesia, komik ini telah terbit sebanyak dua volume oleh penerbit Elex Media
Komputindo dengan harga 30.000. Mochizuki menyuguhkan banyak misteri, dan
istilah-istilah yang cukup banyak dalam volume awal. Terkesan berat bagi buku
dengan genre shoujo dan rate 12+. Sang
Mangaka sepertinya benar-benar melakukan persiapan matang sebelum meluncurkan
cerita kali ini. Dengan kesan dark dan misterius dibumbui dengan penggambaran
yang ciamik dan karakter-karakter yang pastinya akan membuat pembaca jatuh
hati. (Sejauh ini, admin menyukai karakter Luca)
Kekurangannya,
karena banyaknya istilah yang digunakan, serta informasi yang dipadatkan dalam
dua volume awal ini, pembaca awam akan kesulitan jika membacanya secara acak
tanpa mengikuti alur. Berbeda dengan kisah seperti Naruto yang kita masih bisa
mengikuti alur cerita meski membaca dari volume 30 misalnya.
Kelebihannya,
jalan cerita manga ini akan susah untuk diterka. Beberapa karakter juga
memiliki desain yang mirip dengan tokoh di Pandora Hearts, misalkan Vanitas
yang mirip Leo, Dominique yang mirip Alice.
Jadi,
apa kalian tertarik untuk membacanya? Jika iya, mungkin kalian harus menyiapkan
hati jika Ratu Plot Twist ini mengeluarkan jurus andalannya
~AFR13